Kamis, 05 Mei 2011

BioListrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Energi yang dibutuhkan bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini dihasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik pada lapisan luar bermuatan positif dan bermuatan negatif pada permukaan dalam bidang batas/membran. Pada hal ini kemampuan sel syaraf (neurons) dapat menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk merangsang neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperatur, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi biolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.
Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.
  1. Rumus/ Hukum dalam Biolistrik
  1. Hukum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, berbanding terbalik dengan hambatan dari konduktor.
R = V R = Hambatan (W/ohm)
I V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)


  1. Hukum Joule
Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas.
V = tegangan (Volt)
H (kalori) = VIT I = arus (Ampere)
J T = Waktu (detik)
J = Joule = 0,239 kal

  1. Kelistrikan yang timbul dalam tubuh
Aktivitas kelistrikan sel adalah perpindahan ion dari dalam sel ke luar sel, atau sebaliknya yang melalui membran sel. Pada keadaan istirahat Ion Na+ di luar sel lebih besar sehingga potensial dalam sel negative. Potensial membran yang negatif (-90 mVolt) disebut polarisasi. Ketika ada rangsangan listrik pada membrane, maka Ion Na+ akan masuk ke dalam sel, sehingga potensial dalam sel positif. Potensial membran positif disebut depolarisasi Jika rangsangan kuat, depolarisasi membran mencapai titik tertentu sehingga proses depolarisasi berlanjut dan irreversible. Hal ini menyebabkan ion Na+mengalir ke dalam sel dengan cepat dalam jumlah banyak dan akhirnya potensial membran naik dengan cepat. Hal ini disebut potensial aksi.

  1. Perambatan potensial aksi
Membran saraf otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang akan timbul potensial aksi. Kemudian merangsang daerah sekitarnya untuk mencapai nilai ambang. Sehingga terjadi perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi. Akhirnya sel membrane mengalami repolarisasi (tingkat refrakter).
Refrakter dibagi menjadi dua yaitu absolut yakni ketika tidak ada rangsangan dan unsur kekuatan untuk menghasilkan potensial aksi lain. Sedangkan Refrakter relatif, bila ada rangsangan yang kuat akan menghasilkan potensial aksi baru, yakni setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar